Apa yang digoreng-goreng biasanya enak. Tak hanya penganan atau kudapan kecil pengantar minum kopi, tetapi juga saham. Tapi ingat, meski enak tapi kadang menyimpan risiko. Jika makanan gorengan berisiko lemak dan kolesterol, maka saham gorengan berisiko kerugian uang kita yang melayang.
Ya, istilah saham gorengan memang sudah lama marak di lantai bursa. Istilah itu dipakai setidaknya untuk menyamakan dalam cara “meracik” yaitu dibolak-balik biar menarik dan mengundang selera. Untuk saham yaitu dibolak-balik, dikerek naik turun dengan canggihnya agar menarik minat investor lainnya. Lantas siapa kokinya ? Ini menarik. Soalnya, penggoreng ini cenderung misterius atau dalam lantai bursa dikenal sebagai bandar. Bandar ini sepertinya ada di mana-mana yang sulit dideteksi bagi investor yang tidak memiliki akses yang sangat kuat. Selain memiiliki banyak nama, bandar ini juga membuka rekening di berbagai sekuritas sehingga tidak terdeteksi. Hebatnya lagi, namanya juga bandar, dipastikan dia memiliki modal yang besar, apakah itu dana atau saham. Sebagian investor menilai cara ini dianggap sebagai cara yang kurang terpuji dalam perdagangan saham karena harga sengaja dipermainkan sedemikian rupa sehingga investor lain kebingungan dan akhirnya bisa menjadi korban sang bandar melalui serangan-serangan kerek mengerek saham yang cukup dramatis. Jika ini terjadi, maka salah satu tujuan penggoreng ini telah tercapai yaitu mencari mangsa untuk dijadikan korban untuk dikeruk duitnya.Di bursa saham, bagaimana pun naik atau turunnya harga saham, sebenarnya bukan hal yang asing. Ini tergantung pada perimbangan kekuatan permintaan dan penawaran dengan basis pada prediksi investor. Cuma, untuk saham gorengan ini, naik-turunnya harga saham sulit diketahui apalagi diprediksikan. Jadi, jika ada saham yang semula "tidur lelap'' atau sudah lama tak ditransaksikan tiba-tiba secara mendadak likuid dengan frekuensi transaksi terus-menerus dengan volume sangat banyak --meski tanpa dasar informasi jelas-- maka harap waspada, sang bandar kemungkinan besar sedang beraksi.Adanya transaksi yang deras ini bisa dilakukan, karena pembeli saham itu tak lain adalah penjual itu sendiri atau dari kelompok yang sama atau dengan kata lain ini ini adalah perbuatan yang bermuara di bandar yang sama. Tak pelak, yang terjadi sebenarnya cuma pengalihan saham dan uang dari saku kiri ke saku kanan dari pemilik yang sama walau ini dilakukan antar sekuritas. Itulah sebabnya rekening bandar bisa ada di mana-mana. Dengan cara ini, bandar berharap ada investor yang benar-benar murni mau terpancing dengan naik turunnya saham yang digerakkannya dengan ikut membeli saham tersbut. Biasanya bandar akan menggerakkannya dengan pelan sembari menunggu reaksi balik dari investor lain. Jika tak ada reaksi maka akan segera digenjot lagi dengan maksud agar saham terlihat lebih gurih lagi. Ini terus dilakukannya hingga investor yang kebetulan air liur greedy-nya mulai meleleh segera menyikat saham ini. Dan, bukan mustahil dengan adanya pancingan seperti ini, si investor mengira telah ada informasi positif atas saham emiten yang bersangkutan.Jika dirasakan pembelian dari investor lainnya belum cukup banyak, bandar ini akan menaikkan lagi harga sahamnya hingga dianggap cukup dan harganya sudah tinggi. Barulah kemudian si bandar ini menjualnya pelan-pelan dengan harga tertinggi hingga terendah sembari mundur teratur. Dan saham itu bisa terus ditransaksikan hingga sampai pada titik nadir dan disadari bahwa ini cuma permainan atau saham itu telah digoreng. Yang terjadi kemudian adalah investor yang cuma ikut-ikutan akan gigit jari mendapat saham yang ternyata tidak likuid. Sebaliknya, bandar akan untung berlipat karena berhasil menjual mulai dengan harga tertinggi hingga serendah-rendahnya. Dan setelah itu, bandar akan berhenti menyentuh saham ini dan saham itu akan terlelap lagi karena memang tak ada alasan dan dasar yang kuat. Lalu sang bandar bisa memulai aksi lagi pada saham lainnya.
Ciri-ciri
Bagaimana ciri-ciri saham yang bisa digoreng ? ciri-ciri saham yang dipakai sebagai sasaran untuk digoreng adalah:
Saham yang beredar atau dijual dalam masyarakat relatif sedikit, harganya murah, dan kinerja perusahaan tidak terlalu baik.
Tanda-tanda transaksi dimulainya penggorengan saham adalah mula-mula saham yang sebelumnya sepi mulai ramai dan terjadi jual-beli yang dibagi dalam jumlah lot kecil, posisi order jual lebih besar dari order beli secara mencolok. Meski posisi order jual lebih besar si pembeli terus melakukan pembelian dengan harga yang lebih tinggi. Sehingga harga mulai naik, dan terjadi transaksi dari perusahaan sekuritas yang itu-itu saja.
Permainan ini biasanya terjadi saat pasar secara umum sedang lemah (bearish).
Sayangnya, sejauh ini transkasi dengan model seperti ini masih sulit dibuktikan sehingga sulit dikatakan jika langkah “menggoreng saham” adalah suatu pelanggaran. Persoalan ini adalah kecanggihan permainan si bandar, termasuk yang bersangkutan sudah benar-benar mempelajari peraturan transkasi. Dan lagi, dalam transaksinya bandar melakukannya sesuai dengan aturan dan dilakukan pembayaran dan penyerahan saham yang resmi.Untuk itu, investor kini dituntut untuk terus memperdalam pengetahuannya tentang transkasi saham, membuka mata dan telinga serta mengasah intuisi serta mempertajam analisa dengan terus belajar. Diharapakan dengan belajar terus, investor tak mudah terkecoh
Minggu, 21 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar